Waktu dibatasi oleh Taksi
Siang memang begitu menyengat. Mentari seakan tak pernah memberikan ruang untuk meneteskan butiran air mata. Hingga aku tetap terduduk diam dan tak melakukan sesuatupun. Duduk bukan berarti pasrah. Aku sudah cukup banyak melakukan sesuatu untuk cinta pertamaku ini. Bagiku ia istimewa,. Seperti istimewanya Cinderella di hati pangerannya. Ia pujaanku. Hingga apapun ingin kulakukan untuknya. Jika perlu, nyawa adalah hal terakhir yang ingin kuberikan padanya. Gunting operasipun kuambil untuk membedah kejujuran hatiku. Tapi, nayatanya ia tak pernah percaya padaku. ia tetap saja diam dan menganggapku sebagai “Playboy gatel”. Untuk itu, secepat kilat ia selalu menghindar dariku. Buru-buru ia mengatakan kalau supir taksi telah menunggunya. Yah benar, ternyata Waktu memang dibatasi oleh taksi langganannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar